BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Konsep
Konsep merupakan
suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat di organisir menjadi
symbol-simbol yang nyata. Sedangkan Konsep Keperawatan merupakan ide untuk menyusun
suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
2.2
Pengertian
Teori
Teori adalah hubungan
beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang memberikan suatu pandangan
sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –fenomena dengan menentukan hubungan
spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan,
meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau
digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. Teori dapat dikembangkan melalui
dua metode dasar, yaitu metode induktif dan metode deduktif.
Jenis teori
:
- Scientific theory : merupakan metode yang valid dan reliabel, diuji berulang kali melaluiriset, generalisasi empiris
- Substantive theory : menjelaskan fenomena penting suatu disiplin ilmu, dikembangkan oleh disiplin ilmu lain, beberapa pernyataan telah diuji
- Tentative theory, baru diusulkan, sedikit atau belum diuji coba, belum banyak dikritik oleh disiplin ilmu tersebut
2.3
KOMPONEN
TEORI KEPERAWATAN.
Fenomena
adalah sebuah aspek nyata yang dirasakan secara sadar atau di alami manusia. Contoh
fenomena keperawatan termasuk pelayanan, perawatan diri, dan respons klien terhadap
tekanan. Dalam Sistem Neuman (1995), Fenomena termasuk semua respon klien,
faktor-faktor lingkungan, dan kegiatan keperawatan.
Konsep
merupakan rancangan atau ide yang sederhana atau kompleks dan berhubungan dengan
objek atau kejadian yang berasal dari pengalaman nyata individu. Konsep juga membantu untuk menjelaskan
atau member nama fenomena. Penggunaan Model
Sistem Neuman (1995) merupakan contoh konsep yang mempengaruhi system klien.
Sistem klien merupakan sebuah struktur terbuka termasuk factor lingkungan eksternal
dan internal (Tomeydan Alligood, 2002)
Devinisi
berhubungan dengan arti umum konsep. Definisi menggambarkan aktivitas penting untuk
mengukur konsep, hubungan, atau variable dalam sebuah teori (Chinn dan Kramer,
2004; Tomey dan Alligood, 2006). Model Sistem Neuman menggunakan sebuah system pendekatan
untuk menggambarkan bagaimana klien mengatasi tekanan dalam lingkungan internal
atau eksternal mereka. Sebagai contoh: ketika klien mengambil peraturan baru dalam
pekerjaan mereka, mereka akan bereaksi terhadap tekanan dengan makan-makanan
yang salah. Dalam situasi ini, perawat berfokus pada respons klien terhadap tekanan
dan membuat intervensi yang berhubungan dengan perbaikan masukan nutrisi.
Asumsi
merupakan pernyataan yang menjelaskan sifat konsep, definisi, tujuan, hubungan,
dan struktur teori (Chinn dan Kramer, 2004; Meleis, 2006). Sebagai contoh,
dalam Model Sistem Neuman, klien adalah sesuatu yang dinamis, hubungan antara konsep teori mempengaruhi mekanisme
perlindungan klien dan menjelaskan respons klien, klien mempunyai respons dalam
batas normal, tekanan menyerang garis fleksibel pertahanan diikuti dengan garis
normal pertahanan, dan aksi perawat berfokus pada pencegahan primer, sekunder, dan
tersier ( Neuman, 1995)
2.4 Kerangka konseptual
dan Model konseptual
Konsep merupakan abstraksi yang
terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus.
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah
kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian-penelitian yang akan dilakukan.
Model konsep adalah rangkaian konstruksi
yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas
fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah
Model konsep keperawatan berfungsi untuk :
1. Mengklarifikasi
ide / pola piker tentang keperawatan dan kaitannya dengan praktek keperawatan
2. Meningkatkan
pola piker kreatif perawat untuk membantu mengembangkan profesi
3. Memberi arahan
bagi pelayanan klien
4. Memberi corak
/ warna pada pelayanan yang diberikan
2.5 Teori Interdisiplin
Teori Interdisiplin menjelaskan
suatu tinjauan systematic dari fenomena pada disiplin ilmu yang di perlukan. Sebagai
contoh, Teori Piaget tentang perkembangan kognitif membantu menjelaskan bagaimana
anak-anak berpikir, menganalisis, dan mengenal dunia.
Teori
Interdisiplin di bagi menjadi 4.Yaitu:
2.5.1
Teori Sistem.
2.5.2
Kebutuhan Dasar Manusia.
2.5.3
Teori Perkembangan.
2.5.4
Teori Psikososial.
2.5.1
Teori Sistem merupakan kumpulan dari komponen
yang saling berhubungan dan merupakan bagian dari suatu tujuan umum untuk membentuk
satu kesatuan. Disini terdapat dua jenis sistem.Yaitu:
2.5.1.1
Sistem Terbuka
Suatu proses
seperti proses keperawatan, interaksi dengan lingkungan, serta perubahan antara
system dan lingkungan. Faktor-faktor yang dapat mengubah lingkungan dapat juga mempengaruhi
sistem.
2.5.1.2
Sistem Tertutup
Sistem ini seperti
reaksi kimia dalam suatu tabung uji tidak berhubungan dengan lingkungan.
2.5.2
Kebutuhan
Dasar Manusia
Hierarki kebutuhan
Maslow merupakan teori inter disiplin yang berguna untuk membuat prioritas asuhan
keperawatan. Disini terdapat lima tingkat prioritas.
Ø Tingkat
Pertama: Yang termasuk kebutuhan Fisiologis. Seperti udara, air, dan makanan
Ø Tingkat
Kedua: Kebutuhan keamanan dan perlindungan, termasuk juga keamanan fisik dan psikologis.
Ø Tingkat
Ketiga: Kebutuhan akan cinta dan memiliki, termasuk di dalamnya hubungan pertemanan,
hubungan social, dan hubungan cinta.
Ø Tingkat
Keempat: Kebutuhan akan penghargaan diri, termasuk juga kepercayaan diri,
pendayagunaan, penghargaan, dan nilai diri.
Ø Tingkat
Kelima: Kebutuhan untuk aktualisasi diri, keadaan pencapaian potensi, dan mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan.
2.5.3
Teori
Perkembangan
Pertumbuhan dan Perkembangan
manusia merupakan suatu proses yang dapat di perkirakan di mulai dari konsepsi dan
terus berlanjut sampai kematian. Ada berbagai model teoritis yang baik yang
dapat menjelaskan dan memperkirakan kebiasaan dan perkembangan pada berbagai fase
selama kehidupan berlangsung.
2.5.4
Teori
Psikososial
Keperawatan merupakan
suatu disiplin ilmu berbeda yang mencoba untuk mendapatkan kebutuhan fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan,
dan spiritual klien. Ada beberapa model teoritis untuk menjelaskan dan memperkirakan
respons klien dalam setiap ruang lingkup.
2.6 Paradigma Keperawatan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu
faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama
dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu,
maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan,
peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan
keperawata pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara
individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan cultural.
Paradigma
memiliki fungsi antara lain :
1. Menyikapi dan
menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai
aspek pendidikan dan pelayanan kperawatan, praktik dan organisasi profesi.
2. Membantu individu dan
masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan membantu kita untuk
memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita.
2.7 Komponen-komponen dalam Paradigma
Keperawatan
Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori –
teori keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi
: manusia, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan.
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam
arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik
karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya
(Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap
dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan
keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu
beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi
dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai
sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum
dapat dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan
spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon
terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun
respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut
mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi
apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah
maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun
masyarakat yang menerima asuhan keperawatan.
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan
menuju kemandirian pasien.
Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya
masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga yang sakit,
koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat
keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu
memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan cara
yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola komunikasi yang dianut, cara
pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita – cita keluarga dan gaya hidup
keluarga yang berbeda – beda. Individu dalam keluarga mempunyai siklus tumbuh
kembang .
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada
masyarakat umum dan kelompok – kelompok masyarakat tertentu (balita dan
lansia).
2.7.2 Konsep
Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanana profesional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial,
spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari – hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi,
keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan
yang dilakukan.
Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik
terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial –
spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan
humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi
perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia.
Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras,
jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status
ekonomi sosial.
Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerja sama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerja sama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
2.7.3 Kosep
kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri
dengan perubahan – perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk
memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor
lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual
dan spiritual dan proses penyakit. Faktor – faktor lingkungan eksternal adalah
faktor – faktor yang berada diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan
antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan
adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat
sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan
seseorang. Tingkat sehat seseorang berada
pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor –
faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu
berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub
yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah
kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila status
kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat
(wellness area).
2.7.4 Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan
dsb) yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang
berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan
sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik,
psikologi, sosial,budaya dan spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu :
2.7.4.1 Lingkungan dalam terdiri dari:
- Lingkungan fisik (physical
enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik
yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam
ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus
bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan.
Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang
lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus
memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi
pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
- Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu
ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar
matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua
faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan
pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi
jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang
pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan
pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari
pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk,
menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan
kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
- Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang
spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit,
sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus
menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara
spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara
menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit
tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara
khusus.
2.7.4.2 Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur
masyarakat, status sosial, udara, suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial
ekonomi budaya )
Lingkungan
dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat
membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk
meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.
Lingkungan
dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih
maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.
2.8 Paradigma komponen
teori kesehatan menurut para ahli :
Florence
Nightingale(1895)
Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling
baik untuk beraktivitas.
Hildegrad Peplau
(1909)
Keperawatan adalah proses interpersonal
karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan bersama.
Dorothea
Orem (Self care theory, 1985)
Pelayanan yang bersifat manusiawi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan
manusia untuk merawat diri, kesembuhan dari penyakit atau cedera dan penanggulangan
komplikasinya sehingga dapat meningkat derajat kesehatannya.
Virginia
Henderson (Fourteen Basic needs, 1960)
Fungsi yang unik dari perawat adalah memabntu individu sehat ataupun sakit
untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehingga
individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari – harinya, sembuh dari
penyakit atau meninggal dengan tenang.
DAFTAR PUSTAKA
Potter&Perry(2009)Fundamental of Nursing, Fundamental
Keperawatan, Buku 1 Edisi 7.Penerbit :SalembaMedika- Mosby- Elsevier.
Kozier&Erb’s
(2008) Fundamentas of Nursing,
Concepts, Process, and Practice, 8’th ed. Vol 1.Penerbit : Pearson
International Ed.
Julia B.
George (1990) Nursing Theoris, The
Base for Professional Nursing Practise. 3’ed. Apleton&Lange.
Daniels, Rick,
et all (2010). Nursing Fundamental,
Caring & Decision Making.2’ed. International Edition.Delmar Cengage
Learning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar